Rabu, 10 Juli 2013

HAND OUT EKONOMI


Materi: Ekonomi Mikro dan Makro
Ekonomi Mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari prilaku dari unit-unit ekonomi individual,seperti: rumah tangga, perusahaan, dan struktur industri. Ekonomi mikro membahas tentang alokasi dan efisiensi sumber daya pasar.
Ekonomi Makro adalah Ilmu ekonomi yang mempelajari persoalan ekonomi secara keseluruhan atau nasional, seperti: pertumbuhan, deflasi, inflasi, pengangguran atau kesempatan kerja.
Perbedaan Ekonomi Miko dan Makro :
Materi : Motif Ekonomi
Motif atau dorongan adalah keinginan yang mendorong manusia melakukan suatu tindakan.
Motif ekonomi ialah dorongan atau hasrat yang menimbulkan keinginan manusia melakukan tindakan ekonomi. Contoh: membuat batu bata, membuat kerajinan rotan
Motif ekonomi pada dasarnya dibagi menjadi 4 macam:
1.Motif untuk memperoleh kesejahteraan
Segala tindakan yang dilakukan karena dorongan memperoleh keuntungan.
Contoh:
  1. mengikuti pendidikan guna kenaikan jabatan.
  2. Memperbesar jaringan perusahaan
2. Motif untuk mendapatkan penghargaan dari sesama manusia
Contoh:
  1. Tradisi di kampung orang akan disegani dan terpandang apabila mempunyai banyak sawah dan rumah besar
  2. Lain lagi apabila di kota, seorang akan dihormati apabila mempunyai sedan mewah, villa atau jabatan tinggi di perusahaan
3. Motif untuk memperoleh kekuasaan
Segala tindakan untuk memperoleh kekuasaan.
Contoh:
  1. Untuk menjadi lurah saja dilakukan dengan segala cara, baik dana maupun kekerasan
  2. Dalam perdagangan sebuah perusahaan mengambil tindakan monopoli bahan maupun produk untuk dapat menguasai pasar.
4. Motif sosial (keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan sesama manusia)
Segala tindakan untuk dapat membantu sesama manusia.
Contoh:
Seorang tidak segan-segan mengeluarkan harta, tenaga maupun pikiraan untuk kepentingan social atau membantu kawan yang kesusahan.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2232124-motif-ekonomi/#ixzz2TbUfgOcg
Materi : Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
  1. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
  2. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
  3. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
Manfaat mempelajari pendapatan nasional
  1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
  2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
  3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
  4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
  1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
  1. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
  1. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
  1. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
  1. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
  1. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung
Perhitungan Pendapatan Nasional
  1. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
b.   Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
c.   Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
Sumber : http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2012/06/konsep-dan-metode-perhitungan.html
Materi : Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita adalah jumlah (nilai) barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu.
Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut.
Materi : Indeks Harga
Indeks harga adalah suatu ukuran yang menunjukkan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke waktu (dari satu period eke periode lainnya).
Ciri-ciri Indeks Harga
a.  Indeks harga digunakan sebagai alat pengukur harga.
b.  Indeks harga merupakan ukuran perbandingan dari suatu harga.
c.  Indeks harga merupakan alat untuk memperlihatkan perubahan-perubahan harga pada satu / berbagai jenis barang.

Peranan Indeks Harga Dalam Ekonomi
1. Alat bagi pemerintah untuk menetapkan kebijaksanaan dan harga di masa yang akan datang.
2. Indeks harga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan dan kemunduran ekonomi.
3. Indeks harga dapat dijdikan dasar perbandingan untuk mengukur tingkat, kemajuan ekonomi masa sekarang dan sebelumnya.
4.  Indeks harga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan pola dan kebijaksanaan ekonomi secara keseluruhan dan moneter.
Perhitungan angka indek harga (price index).
Angka indek harga adalah angka indek yang menunjukkan perubahan harga dari suatu periode ke periode lainnya. angka indek harga dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑Pn
Pn = ————— x 100%
∑Po
Keterangan :
P = angka indek harga pada tahun n
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya
Po = harga tahun dasar
Contoh kasus :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
—————————————————————-
Jenis     Harga Tahun 2003    Harga Tahun 2004
barang              (Po)                              (Pn)
—————————————————————
Beras              3.000                             4.000
Terigu             7.000                             8.000
Gula              10.000                             8.000
————————————————————
∑Po = 20.000                ∑Pn = 20.000
————————————————————
jika tahun 2003 dianggap tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. sedangkan angka indek tahun 2004 secara agregatif daapt dicari sebagai berikut :
20.000
Pn = ———— x 100%
20.000
Pn = 1 x 100%
Pn = 100%,
jadi angka indek tahun 2004 adalah 100%.
5. Indek harga dengan Metode Laspeyres
Perhitungan angka indek laspeyres (IL) merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang (W) secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan kuantitas (Q) dengan menggunakan tahun dasar (Qo). angka indek laspeyres (IL) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
∑Pn x Qo
IL = ————— x 100%
∑Po x Qo
keterangan :
IL = angka indek laspeyres.
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka indeknya.
Po = harga tahun dasar.
Qo = kuantitas tahun dasar.
Untuk lebih jelasnya tentang IL, mari kita bahas soal dibawah ini :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
———————————————————————————
Jenis       Harga   Harga    Kuantitas (Kg)            Po x Qo   Pn x Qo
Barang    2003      2004       2003    2004              2003        2004
(Po)      (Pn)        (Qo)      (Qn)
———————————————————————————
Beras      3.000   4.000          90        95             270.000    360.000
Terigu     7.000   8.000          50        60             350.000    400.000
Gula      10.000   8.000          10        25             100.000      80.000
——————————————————————————–
∑           20.000    20.000     150      180            720.000    840.000
——————————————————————————–
JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk angka indek laspeyres tahun 2004 adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qo
IL = ————— x 100%
∑Po x Qo
840.000
IL = ————– x 100%
720.000
IL = 116,67%
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga kebutuhan pokok pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 16,67% dibandingkan tahun dasar 2003.
6. Indek harga dengan metode Paasche
Angka indek paasche merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan jumlah (Q) dengan menggunakan jumlah tahun n (Qn). angka indek Paasche dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = ————— x 100%
∑Po x Qn
Contoh Kasus:
Tabel daftar harga beberapa kebutuhan pokok tahun 2003 s/d 2004
——————————————————————————–
Jenis      Harga    Harga        Kuantitas       Po x Qn      Pn x Qn
Barang    2003     2004      2003    2004       2003           2004
(Po)     (Pn)       (Qo)    (Qn)
——————————————————————————–
Beras      3.000   4.000        90         95      285.000        380.000
Terigu    7.000   8.000        50         60      420.000        480.000
Gula      10.000   8.000        10         25      250.000        200.000
———————————————————————————
∑           20.000  20.000      150      180    955.000        1.060.000
———————————————————————————
JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk angka indek Paasche tahun 2004 adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = ————— x 100%
∑Po x Qn
1.060.000
IP = ————– x 100%
955.000
IP = 110,99%
dengan demikan dapat disimpulkan bahwa harga beberapa kebutuhan pokok pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 10,99% dibanding tahun dasar 2003.
Sumber: http://ekonomi-holic.blogspot.com/2012/06/pengertian-ciri-dan-peranan-indeks.html#ixzz2TbZi6CtZ
Materi : Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan ekonomi yang memperlihatkan naiknya harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung terus menerus.
Jenis Inflasi.
Jenis-jenis inflasi debedakan menjadi 3, yaitu :
a. Inflasi dilihat dari asalnya, dibedakan menjadi :
  • Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa ekonomi di dalam negeri. Contoh : gagal panen secara menyeluruh.
  • Inflasi dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang disebabkan tingginya harga barang-barang yang dibeli dari luar negeri. contoh : harga bahan baku untuk produksi dalam negeri.
b. Inflasi dilihat dari tingkat keparahan
parah tidaknya inflasi dibedakan menjadi :
  • Inflasi ringan ( 0% s/d 10% )
  • Inflasi Sedang ( >10% s/d 30% )
  • Inflasi berat ( >30% s/d 200% )
  • Inflasi tak terkendali (Hyper inflation) ( > 100 %)
c. Inflasi dilihat dari penyebabnya, dibedakan menjadi :
  • Inflasi yang terjadi karena meningkatnya permintaan terhadap berbagai macam barang dan jasa (demand pull inflation).
  • Inflasi yang terjadi karena kenaikan ongkos produksi secara terus menerus, yang disebut dengan cosh push inflation.
Penyebab terjadinya inflasi
Inflasi dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
  • Pemerintah, jika penerimaan pemerintah lebih kecil daripada pengeluaran, maka pemerintah dapat mencetak uang baru, hal ini akan dapat menimbulkan inflasi jika tidak diimbangi dengan penambahan produksi yang akan ditawarkan kepada masyarakat.
  • Pihak swasta, inflasi dapat terjadi jika pihak swasta banyak menerima kredit dengan jumlah besar untuk memenuhi permintaan penjamin kredit pihak swasta.
  • Ekspor impor, jika ekspor lebih besar daripada impor maka devisa yang diterima akan menambah jumlah uang yang beredar didalam negeri sehingga kemungkinan dapat menimbulkan inflasi.
  • Penerimaan dan pengeluaran negara, apabila jumlah penerimaan lebih kecil dari pengeluaran maka terjadi defisit, sehingga pemerintah harus mencetak uang baru, tetapi kalau penambahan uang baru tidak seimbang dengan yang dibutuhkan maka justru dapat menimbulkan inflasi.
Cara mengatasi inflasi.
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah melakukan bebarapa kebijakan sebagai berikut :
  • Kebijakan moneter, adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar. kebijakan moneter berupa kebijakan diskonto, pasar terbuka, Cash ratio dan pembatasan kredit.
  • Kebijakan fiskal, adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan mengatur perpajakan. untuk mengatasi inflasi pemerintah mengambil langkah : (1) menekan pengeluaran pemerintah. (2) menaikkan pajak. (3) mengadakan pinjaman pemerintah.
  • Kebijakan non Moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi inflasi diluar kebijakan Moneter dan kebijakan fiskal. kebijakan non moneter yang dilakukan pemerintah antara lain : mengendalikan harga, menaikkan hasil produksi, dan kebijakan upah.
Cara menghitung inflasi
untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek harga konsumen (IHK).
IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.
untuk menghitung IHK digunakan rumus :
Harga sekarang
IHK = ———————–  x  100%
Harga pada tahun dasar
Contoh menghitung IHK :
Harga jenis barang tertentu pada tahun 2003 Rp. 50.000 dan harga pada tahun dasar Rp. 40.000, maka IHK tahun 2003 adalah…
50.000
IHK = ———- x 100% = 125%
40.000
Rumus untuk menghitung Laju inflasi adalah :
Laju Inflasi = IHK Periode n – IHK tahun sebelumnya
Contoh soal :
IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan IHK pada bulan september 2009 seesar 125,30, maka laju inflasi bulan september adalah ….
Jawab :
Laju inflasi = 125,30 – 115,34 = 9.96%
Pihak-pihak yang Mendapatkan Keuntungan dan yang Menderita Kerugian Akibat Terjadinya Inflasi
Pihak-pihak yang diuntungkan
a. Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
b. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar.
c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan mereka.
d. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.
Pihak-pihak yang dirugikan :
a. Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.
b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.
c. Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan.
d. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.
e. Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.
Sumber :
http://peunaronesia.blogspot.com/2009/09/indek-harga-dan-inflasi.html
Materi : Tabungan, Konsumsi, dan Investasi
Konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang dan jasa. Kecenderungan mengkonsumsi disebut dengan pola konsumsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi :
ØFaktor Internal
1. Pendapatan
2. Motivasi
3. Sikap dan kepribadian
4. Selera
ØFaktor eksternal
1. Kebudayaan
2. Status sosial
3. Harga barang
Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi. Jadi, besarnya pendapatan akan sama dengan besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan (Y = C + S ).



Keterangan:
a   =  Konsumsi otonomi, yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol. a dapat dicari dengan rumus  a = (APC–MPC) Yn
b    =  Hasrat mengonsumsi marginal  (Marginal Propencit  to Consume) atau MPC.
(1–b)     =  Hasrat menabung marginal (Marginal Propencit  to Save) atau MPS.
Kurva permintaan investasi
Investasi sering disebut juga penanaman modal untuk pembentukan modal atau setiap kegiatan untuk membuka usaha dan menggunakan uang untuk membeli barang modal.dengan demikian investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penananman modal atau perusahaan untuk membeli barang – barang modal dan perlengkapan – perlengakapan produksi untuk menambah kemampuan untuk memperoduksi barang – barang dan jasa – jasa yang tersedia dalam perekonomian .
beberapa faktor faktor yang mempengaruhi investasi yaitu :
1. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
2. Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.
3. Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain :
jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4. Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5. Kualitas sumberdaya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
6. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.
7. Stabilitas politik dan keamanan
Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.
8. Pengaruh Nilai tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
9. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
Materi : Uang
Uang  dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang diterima secara umum sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-menukar atau perdagangan.
Agar dapat  diberlakukan  sebagai  alat  tukar  dalam  perekonomian,  uang harus memenuhi syarat-syarat (kriteria) sebagai berikut:
a. Syarat  Psikologis
Uang harus dapat memuaskan keinginan orang yang memilikinya.
b. Syarat  Teknis
Syarat teknis meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Tahan lama, artinya tidak mudah rusak.
2) Nilainya  stabil,  artinya  nilai  sekarang  sama  dengan  nilai  yang  akan datang.
3) Mudah dibawa, artinya apabila melakukan transaksi dalam jumlah yang besar,  pemilik  uang tidak  mengalami kesulitan dalam  membawa dan membayar.
4) Terdiri atas berbagai nilai nominal, artinya dapat dibagi-bagi sehingga dalam melakukan transaksi sekecil apa pun karena uang mempunyai nilai  pecahan.
5) Jumlahnya mencukupi dan tidak berlebihan, artinya jumlah uang yang beredar haruslah  mencukupi kebutuhan perekonomian (dunia usaha) dan tidak berlebihan agar nilainya tidak turun.
Kegunaan  uang tercermin  dalam fungsi-fungsi uang. .ungsi uang  dibagi menjadi fungsi asli dan fungsi turunan.
a.    Fungsi Asli
Fungsi  asli  disebut  juga  fungsi  primer  uang.  Berdasarkan  fungsi  asli  ini uang berperan sebagai alat tukar dan alat satuan hitung.
1)      Alat Tukar (Medium of Exchange)
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar  uang  dapat  berfungsi  dengan  baik,  diperlukan  kepercayaan masyarakat yang bersedia untuk menerimanya. Sebagai alat tukar, uang memungkinkan seluruh transaksi dapat dilakukan dengan mudah.
2)      Sebagai Alat Satuan Hitung (Unit of Count)
Satuan  hitung  diperlukan  untuk  menentukan  harga  suatu  barang. Dengan  demikian,  orang  dapat  melihat besarnya  uang  yang  harus dibayarkan guna memperoleh suatu barang atau jasa. Dengan  adanya  satuan  hitung  ini  kita  pun  dapat  melakukan perbandingan harga suatu barang terhadap barang yang lain.
b. Fungsi Turunan
Berdasarkan fungsi turunan, uang memiliki fungsi sebagai berikut.
1)      Alat Pembayaran yang Sah
Kebutuhan  manusia akan barang  dan  jasa  yang semakin bertambah dan beragam  tidak  dapat dipenuhi  melalui  cara tukar  menukar  atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.
2)      Alat Penimbun Kekayaan
Sebagian  orang  biasanya  tidak  menghabiskan  semua  uang  yang dimilikinya  untuk  keperluan  konsumsi.  Ada  sebagian  uang  yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan di masa datang.
3)      Alat Pemindah Kekayaan
Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.
4) Standar Pencicilan Utang
Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.
5) Alat pendorong Kegiatan Ekonomi
Apabila  nilai  uang  stabil  orang  lebih  bergairah  dalam  melakukan investasi. Dengan  adanya  kegiatan  investasi kegiatan ekonomi  akan semakin meningkat.
Jenis-jenis uang :
1. Uang kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari.
2. Uang giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
3. Uang kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.
Sumber : http://menarailmuku.blogspot.com/2012/11/definisi-uang.html
Nilai Uang :
1. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai Nominal yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp.100,00,-), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00,-).
3. Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan statu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00,- hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 1.000,00,- dapat ditukarkan dengan semangkuk
bakso.
Motif Memegang Uang Tunai:
  1. Untuk keperluan transaksi (transaction motive)
Orang memegang uang tunai guna melancarkan transaksi – transaksi yang dilakukannya. Jumlahnya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga.
  1. Untuk berjaga – jaga (precautionary motive)
Orang memegang uang tunai untuk berjaga – jaga terhadap keadaan tertentu diluar transaksi normal.
  1. Untuk spekulasi (speculation motive)
Orang lebih suka memegang uang tunai jika hasil yang diharapkan dari memegang uang tunai lebih besar dari pada jika dibelikan asset atau harta lainnya.
Sumber :
Wiratmo, Masykur,Buku Paket, Pengantar Ekonomi Makro,Gunadarma,  Pondok Cina,1994
Permintaan uang diartikan sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Menurut John Maynard Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan uang tunai oleh masyarakat. Ketiga motif tersebut yaitu:
  1. Motif Transaksi (Transaction motive)
  2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary motive)
  3. Motif Spekulasi (Specualtive motive)
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah sebagai berikut.
  1. Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
  2. Cepat atau lambatnya laju peredaran uang
Penaran uang lebih populer dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang beredar. Dalam laporan data statistik, jumlah uang beredar biasanya dilambangkan dengan huruf M. Dissini ada beberapa definisi yang berbeda mengenai jumlah uang yang beredar tergantung dari tingkat likuiditasnya. Pada umumnya uang beredar didefinisikan sebagai berikut.
  • M1 adalah uang kertas dan logam (kartal) ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (uang giral/ demand deposit)
  • M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum.
  • M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga keuangan bukan bank.
Secara sederhana penawaran uang atau jumlah uang yang beredar terdiri atas uang logam, uang kertas, simpanan giro, deposito berjangka, berbagai macam tabungan, dan rekening valuta asing milik swasta domestik. Penawaran uang dipengaruhi oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan. Lembaga yang biasanya bertanggungjawab mengatur dan menjalankan kebijakan khususnya kebijakan moneter adalah bank sentral.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut.
  1. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang beredar.
  2. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang beredar karena semakin sering melakukan transaksi.
  3. Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang beredar.
  4. Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang beredar dibanding di pedesaan.
  5. Struktur ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri peredaran uang lebih cepat dan lebih banyak.
  6. Penguasaan IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan lebih cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang sederhana.
  7. Globalisasi industri di lingkungan dunia usaha. Semakin global dan arus modal ekonomi antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran.
Sumber : http://blogekonomi.wordpress.com/category/permintaan-dan-penawaran-uang/
Materi : Bank, Kredit, Kebijakan Moneter dan Fiskal
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang .
Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya:
1. Bank sentral
Suatu institusi/ lembaga yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas ekonomi/ kebijakan moneter pada suatu negara. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.
2. Bank umum
Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. Bank umum bersifat mencari keuntungan/ komersil.
Jenis- jenis bank berdasarkan kepemilikan:
1. Bank Pemerintah: bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah;
2. Bank swasta nasional: bank yang seba-gian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional Indonesia;
3. Bank koperasi: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan berbadan hukum koperasi;
4. Bank asing: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh asing, baik swasta maupun pemerintah asing.
5. Bank campuran: bank yang modalnya dimiliki swasta nasional Indonesia dan asing, dan pada umumnya sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta Indonesia.
Jenis-jenis bank berdasarkan statusnya:
1. Bank devisa: bank yang melaksanakan transaksi luar negeri atau transaksinya berhubungan dengan valas.
2. Bank nondevisa: bank yang tidak diperbolehkan melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas.
Jenis-jenis bank berdasarkan cara menentukan harga:
1. Bank konvensional: bank yang dalam menentukan harganya menetapkan suatu tingkat bunga tertentu, baik untuk dana yang dikumpulkan maupun disalurkan.
2. Bank syariah: bank yang penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat bunga tertentu tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip syariah.
Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu :
1. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank.
Bank umum adalah bank yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Tugas pokok bank umum
  1. menghimpun dana dari masyarakat (menerima tabungan)
  2. memberikan pinjaman/kredit kepada masyarakat
  3. memberikan jasa-jasa kepada masyarakat dalam bidang keuangan
Bank sentral adalah bank yang bertugas sebagai bank sirkulasi dan sebagai induk dari bank lainnya (banker’s of bank). Di Indonesia yang berperan sebagai bank sentral adalah Bank Indonesia.
Tugas Bank sentral, antara lain ;
  1. mengedarkan uang dan pengaturan peredarannya (uang yang dikeluarkan oleh bank Indonesia merupakan alat  pembayaran yang sah di Indonesia)
  2. membina bank yang lainnya agar menjadi bank yang sehat
  3. mengawasi bank-bank
  4. mengusahakan stabilitas ekonomi
  5. pemegang kas pemerintah
  6. pemimpin kliring
  7. sumber dana terakhir (last ending resort)
  8. membuat peraturan tentang perbankan
  9. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
  10. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
http://anisamaulina.blogspot.com/2012/03/peran-bank-umum-dan-bank-sentral.html
Kegiatan Usaha BPR
1 Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR
• Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
• Memberikan kredit.
• Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada Bank lain.
.2 Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh BPR
• Menerima jenis simpanan berupa giro dan ikut serta dalam melakukan lalu lintas pembayaran.
• Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pelaku pedagang valuta asing
(dengan izin Bank Indonesia).
• Melakukan penyertaan modal.
• Melakukan usaha perasuransian.
• Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana disebutkan pada butir 1.
http://nofrianus.wordpress.com/2011/02/28/sejarah-singkat-bank-perkreditan-rakyat-bpr/
Prinsip-prinsip 5C tersebut antara lain:
Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.
Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.
Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.
Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.
http://ngenyiz.blogspot.com/2009/02/prinsip-pemberian-kredit-5c-principle.html
a. Kebaikan kredit
1. Meningkatkan produktivitas modal
Pemilik modal dapat meningkatkan produktivitas modal dengan meminjamkan uangnya kepada pengusaha yang memerlukannya sehingga produksi meningkat.
2. Memperlancar tukar-menukar
Dengan kredit timbul alat pembayaran baru berupa uang giral dan wesel sehingga pengusaha dapat memenuhi keperluannya menggunakan uang giral tersebut.
3. Meningkatkan peredaran barang
Barang yang diperjualbelikan dapat dibayar dengan uang giral atau dibeli secara kredit sehingga jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah dan peredaran uang meningkat.
b. Keburukan kredit
1.   Hidup konsumtif, artinya orang terdorong untuk melakukan transaksi yang terjadi di luar batas kemampuan ekonominya dengan cara membeli barang-barang konsumsi.
2.   Jumlah uang yang beredar bertambah (inflasi), artinya kredit akan memperbesar jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang berakibat harga-harga naik (nilai uang turun).
3.   Spekulasi, artinya dengan mengharapkan untung yang besar pengusaha membeli atau memperbesar usaha dengan cara meminjam. Akibat buruk akan terjadi bila perusahaan ternyata mengalami kerugian. Perusahaan tidak mampu lagi melunasi segala kewajibannya.
http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/03/kebaikan-dan-keburukan-kredit.html
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, dan mendorong usaha pembangunan nasional. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Jenis – jenis kebijaksanaan moneter
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.

1 komentar:

  1. pusing juga berbicara tentang ekonomi, biar dipikir alhine sajalah..,

    BalasHapus