Hampir setiap barang dan jasa dapat diperoleh dengan kredit. Untuk semua
barang itu, kita dapat membayarnya dengan kartu kredit atau menarik
uang tunai dari kartu plastik itu untuk menyelesaikan transaksi.
Apakah
ini berarti kita boleh berbelanja sesuai keinginan kita? Anda sebaiknya
tidak memegang kartu kredit jika masih memperlakukan kartu kredit
sebagai alat utang. Lebih salah lagi jika Anda menganggap kartu kredit
sebagai tambahan kas di dompet sehingga tidak ragu menggunakannya untuk
menarik uang tunai dari mesin ATM.
Persepsi yang benar adalah
memandangnya sebagai alat bayar. Ketika tagihan datang, kartu kredit
akan melunasinya sehingga terhindar dari bunga yang mencekik leher itu.
Untuk Anda ketahui, sejak dulu dan di negara mana pun, bunga utang kartu
kredit selalu tinggi, sekira lima sampai enam kali biaya dana bank
untuk kompensasi risiko tinggi yang dihadapi kreditur.
Ketika
bunga tabungan dan deposito di Indonesia saat ini hanya sekira lima
persen per tahun atau 0,4 persen per bulan, bank penerbit mengenakan
bunga dua sampai tiga persen per bulan untuk pinjaman kartu kreditnya.
Utang Kartu Kredit dan KTA
Mengapa
tidak ada persaingan antarbank penerbit? Di Amerika Serikat (AS) saja
yang pernah memiliki ribuan perusahaan penerbit kartu, persaingan suku
bunga tidak terjadi. Apalagi di Indonesia yang hanya mempunyai sekira 20
bank penerbit kartu. Persaingan antarbank sejatinya cukup sengit, tapi
bukan dalam suku bunga.
Bank-bank penerbit kartu kredit di
Indonesia saling berkompetisi dalam memberikan fasilitas kepada para
nasabahnya. Contoh fasilitas itu adalah diskon belanja 10 persen di
hypermarket hingga 50 persen untuk hotel dan restoran tertentu, tiket
nonton film gratis atau buy one get one free, executive lounge gratis di bandara, pengumpulan poin belanja untuk ditukarkan dengan hadiah, dan iuran tahunan gratis.
Bank
yang menawarkan bunga rendah untuk utang kartu kreditnya akan
mengundang banyak nasabah yang tidak layak memperoleh kredit bank untuk
berutang dari kartunya. Mereka adalah nasabah berisiko tinggi dengan
aset dan penghasilan terbatas dan umumnya hanya memiliki akses meminjam
dari KTA dan kartu kredit. Intinya, mereka yang mau mengambil KTA atau
utang kartu kredit adalah tidak cerdas finansial. Jika KTA dan utang
kartu kredit adalah racun, bagaimana dengan kredit kendaraan bermotor
(KKB) dan KPR?
KKB
Trik yang dilakukan kreditur dalam KKB adalah hanya menginformasikan bunga flat dan menyembunyikan bunga efektif. Untuk mudahnya, bunga efektif adalah dua kali bunga flat.
Jika bank mengatakan bunga KKB adalah delapan persen per tahun, bunga
yang sebenarnya Anda bayarkan adalah 16 persen per tahun dengan asumsi
tidak ada biaya lain. Kenyataannya, ada banyak biaya yang masih harus
dibayar seperti provisi, administrasi, survei, asuransi kendaraan, dan
asuransi jiwa.
Biaya-biaya ini tidak akan Anda alami untuk
pembelian tunai. Jika macam-macam biaya di atas dimasukkan, bunga
efektif dapat menjadi 20 persen per tahun. Karena itu,jika Anda sudah
punya kendaraan yang masih layak digunakan, saya pikir Anda sebaiknya
tidak mengambil KKB berbunga efektif setinggi itu.
Jika kebetulan
Anda mempunyai cukup uang untuk membeli tunai, apakah sebaiknya tetap
berutang? Jika keputusan untuk membeli mobil tidak dapat diganggu gugat
karena dibutuhkan untuk mobilitas pribadi, Anda tinggal membandingkan
bunga efektif pinjaman dengan yield yang dapat Anda peroleh dengan dana yang Anda miliki.
KPR
Tidak ada jebakan bunga flat saat
Anda mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Namun, Anda tetap harus
menanggung beberapa biaya seperti KKB. Karena itu, jika Anda ditawari
bunga KPR 7,5 persen, sesungguhnya bunga efektifnya sekira sembilan
persen. Berbeda dengan kendaraan yang nilainya terus turun, harga rumah
terus meningkat karena nilai tanahnya. Selama kenaikan harga rumah yang
Anda beli lebih besar dari sembilan persen, jangan tunda mengambil KPR
apalagi untuk rumah pertama yang akan ditinggali.
Dengan bunga
efektif serendah ini, Anda mestinya tidak ragu lagi memanfaatkan KPR
baik untuk rumah kediaman ataupun untuk rumah investasi di daerah yang
sedang berkembang pesat. Anda dapat menggunakan dana yang Anda miliki
untuk tujuan lain, seperti usaha, investasi tanah, atau investasi saham.
BUDI FRENSIDY
Penasihat Investasi dan
Penulis Buku Matematika Keuangan
Twitter: @BudiFrensidy (Koran SI/Koran SI/ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar